Crypto Bukan Omong Kosong. Berikut Bukti Product-Market Fit Crypto

Nur Muhammad Luthfi
4 min readJul 23, 2022

Beberapa bulan terakhir merupakan bulan yang berat untuk industri crypto. Semenjak insiden Terra Luna yang collapse pada bulan Mei, banyak sekali project crypto yang mengalami penurunan harga yang signifikan.

Salah satu hedge fund crypto, Three Arrows Capital (3AC) terpaksa gulung tikar. Tingkat “percaya diri” yang tinggi terhadap bull market pada tahun 2021, membuat 3AC meminjam banyak uang di berbagai tempat. Naas, strategi tersebut tidak berjalan dengan baik. 3AC tidak dapat membayar utangnya hingga membuat mereka bankrut

Di lain sisi, beberapa perusahaan lending seperti Celcius, BlockFi dan Voyager juga mengalami masalah likuiditas. Perusahaan-perusahaan tersebut mengalami efek domino yang paling besar. Harga crypto yang turun drastis membuat pasak sudah lebih dari tiang. 3 serangkai ini, juga gagal dalam membayar lender dari produk mereka.

Beberapa hal di atas cukup untuk membuat ritel dan awam skeptis dengan industri crypto. Ditambah dengan kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja membuat banyak orang mengatakan crypto adalah omong kosong dan sebuah bubble.

Bubble? Bisa jadi.

Omong kosong? Not entirely aggree karena ada beberapa key metrics yang meyatakan bahwa crypto sudah mencapai level product-market fit.

  • Penggunaan Protocol Web3

Despite makro ekonomi yang sedang downturn seperti inflasi USD yang tinggi sekitar 9.1% dan beberapa mata uang lainnya tidak membuat orang-orang berhenti menggunakan protocol Web3.

Berdasarkan data dari Cryptofees, seminggu terakhir orang-orang rela membayar fee untuk menggunakan Unsiwap sebanyak $5,3 juta. Disusul dengan Etherum di urutan kedua dengan angka $3,9 juta dan BNB Chain di angka $600k. Hal ini menggambarkan bahwa demand terhadap penggunaan protocol web3 masih ada.

  • Total Value Lock Yang Masih Tinggi

Berkaitan dengan poin sebelumnya, saat orang-orang menggunakan sebuah dApp let’s say Uniswap untuk swap token misalnya, karena Uniswap merupakan decentralized exchanges, maka liquiditasnya dilakukan oleh orang lain secara peer to peer, oleh orang lain yang disebut Liquidity Provider (LP).

Liquidity provider akan menaruh token mereka kedalam suatu pool yang sudah didefinisikan oleh smart contract. Token yang disimpan di dalam smart contract dapat kita track sebagai TVL.

Walaupun mengalami penurun yang sangat signifikan dari awal tahun 2022, TVL beberapa minggu terakhir stabil di angka $75b — $80b. Bertambah 3.7 folds dibandingkan awal tahun 2021 yang berada di angka $18 miliar.

TVL ini tidak terbatas pada protocol seperti Uniswap. Basically semua protocol yang memerlukan user untuk melakukan penyimpanan aset di dalam smart contract dapat kita track TVL-nya. Tidak menutup kemungkinan TVL akan meningkat bila tidak ada FUD externally/internally.

TVL juga dapat kita gunakan sebagai indikator “trust” orang-orang terhadap sebuah protocol. Semakin besar TVL suatu protokol maka semakin besar pula trust yang ada pada protocol tersebut karena sebuah smart contract tidak luput dari serangan seperti hacking.

  • Beberapa Protocol Sudah Punya Sustainable Revenue

IMO, protocol web3 dengan startup yang sudah kita kenal itu tidak jauh berbeda. Hanya berbeda industri saja. Protocol web3 itu sebenernya startup juga.

Akan tetapi, ada sesuatu yang menarik. Ketika mendengar kata startup, yang muncul di kepala gua adalah “tidak profitable” karena startup burning cash untuk mencapai growth semaksimal mungkin. Mungkin butuh waktu 5 hingga 10 tahun untuk sebuah startup mencapai titik dimana startup itu untung atau break even.

Hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk startup web3. Sebagai startup yang memiliki pasar global since day-1 dan komunitas yang bisa memiliki attachment tinggi terhadap project yang ia dukung membuat startup-startup web3 dapat memiliki revenue yang sustain dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Berikut beberapa protocol web3 yang sudah memiliki revenue:

Ketiga metrics di atas menurut gua udah cukup untuk menggambarkan bahwa crypto is inevitable. Tinggal perihal When crypto akan jadi mass technology untuk society.

https://twitter.com/RaoulGMI/status/1392939136689053699/photo/1

If you like kind of this content, feel free to subscribe. It’s free.

Every week I’ll try to share my learning/finding/journey about web3-related stuff.

I promise no noise here.

--

--

Nur Muhammad Luthfi

Essays and quick tips and thoughts on crypto. For simplified version please go to @nmluthfii at Instagram