Bitcoin Dump Ke $42K. Penyebab dan Apakah Akan Recovery? | CoinMarketCap

Nur Muhammad Luthfi
4 min readJan 9, 2022

Beberapa hari yang lalu harga Bitcoin dump ke $41k. Menembus support terkuatnya. Kalau kita hitung, penurun harga Bitcoin mencapai 21.95% sejak akhir tahun kemarin.

bit.ly/BitcoinCMC

Karena hal tersebut, lebih dari $300 juta posisi long terkenal liquidasi. Termasuk temen gua yang kehilangan uang Rp9 juta. Apakah lu termasuk salah satunya, lanjutkan amalmu kawan. Hehe bacanda.

Hal ini membuat banyak orang panik, terutama retail investor. Terutama yang beli diatas dan jual dibawah. Mungkin temen2 bertanya apa penyebab dari dump kali ini dan apakah ini bear market dan adakah kesempatan untuk naik?

Untuk menjawab pertanyaan penyebab dump kali ini, kita akan lihat dari data on-chain dan makro ekonomi.

Ada 2 penyebab dump bitcoin kali ini.

  • Hash Rate Bitcoin Turun
https://btc.com/btc/insights-pools

Hash Rate dapat kit gunakan sebagai 2 hal acuan terhadap ketertarikan miners terhadap mining Bitcoin dan tingkat keamanan blockchainnya. Semakin tinggi hash rate, maka dapat disimpulkan bahwa keamanan blockchain Bitcoin makin bagus dan demand mining Bitcoin meningkat.

Secara jangka panjang, Hash Rate berkolerasi dengan harga Bitcoin. Jika Hash Rate naik, harga juga ikutan naik. Kalau Hash Rate turun, demikian pula harganya.

Kemarin, Hash Rate Bitcoin turun dikarenakan miners di Kazakhstan mengalami pemadaman internet. Pemadaman tersebut, diakibatkan karena protes warga terhadap pemerintah karena harga bahan bakar di sana sangat mahal.

Sangat wajar karena mining hanya dapat dilakukan ketika ada internet dan juga Khazastan merupakan negara dengan miners Bitcoin di bawah terbanyak setelah China melakukan banned Bitcoin Mining bulan Juli lalu.

Jika nanti ada pemadaman listrik/mining banned di negara2 dengan miners Bitcoin yang banyak, maka kita perlu waspada. Bisa jadi dump kaya gini bisa terulang kembali.

https://ccaf.io/cbeci/mining_map
  • The Fed Resmi Menaikkan Suku Bunga Acuan

Atau yang bisa kita kenal dengan Bank Sentral Amerika, resmi akan meningkatkan suku bunga acuan tahun ini demi menekan inflasi.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa The Fed, ngeprint banyak duit di tahun 2020 karena masalah covid. Bahkan, Dollar yang ada disirkulasi saat ini, sekitar 40% dicetak tahun kemarin. Oleh karena itu, sangat masuk akal untuk The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan untuk menekan laju inflasi.

Sehingga demand terhadap aset berisko tinggi seperti kripto mulai berkurang dan orang-orang lebih memilih untuk menabung karena bunganya menggiurkan. Karena hal ini juga pasar saham baik di luar negeri dan Indonesia mengalami penurunan harga karena modal untuk melakukan ekspansi menjadi mahal.

Oke, kita udah tau penyebabnya. Lalu, apakah pasar crypto akan balik lagi atau bahkan ATH? Mari kita lihat data on-chain.

  • Aktivitas On-Chain Makin Sepi

3 bulan terakhir, aktivitas on-chain makin sepi. Hal ini bisa jadi terjadi karena 2 hal yang kita bahas di atas. Dan, belum ada tanda-tanda recovery.

Hal ini juga diberbaringi dengan volume transaksi yang juga semakin sedikit. Saat ini rata-rata transaksi bitcoin berada di angka $11 miliar. Sudah turun lebih dari 50% dari bulan Desember.

Selain itu, pengguna aktif Bitcoin mengalami stagnasi selama 3 bulan terakhir. Peaknya mencapai 1.4 juta pengguna dan sekarang kurang dari 950 juta pengguna.

Kalau ketiga hal tidak ada peningkatan yang significant, maka siap2 untuk hal terburuk yang mungkin terjadi.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini sampai akhir.

  • Clap tulisan ini jika menurut kamu bermanfaat.
  • Share supaya teman kamu tahu.
  • Follow agar gak ketinggalan tulisannya selanjutnya.

#nmluthfi #coinmarketcap #nmlonchain

Official Website: https://y.at/✍️☕🎧💻❤️

Affiliate Links

Kunjungi dan download aplikasi CoinMarketCap di bawah:

--

--

Nur Muhammad Luthfi

Essays and quick tips and thoughts on crypto. For simplified version please go to @nmluthfii at Instagram